Hubungan Maksiat Dengan Bencana
Wahai saudaraku, sadarlah, perbaikilah amalmu dengan sekuat tenaga.
Amatilah setiap zaman dengan cermat. Sebab, ada zaman yang keburukannya banyak
dan kebahagiaannya sedikit, kesedihannya tersebar rata, kesusahannya banyak dan
keberkahannya sedikit. Oleh karena itu seorang yang berakalhendaknya sadar dan
berhati-hati, berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan segenap kemampuannya
agar terhindar dari bencana.
Sesungguhnya yang menjerumuskan manusia ke dalam berbagai bencana ini
tiada lain adalah kelalaian,pengabaian, berpalingnya mereka dari Allah Yang
Maha Tinggi, dan keinginan kuat untuk dekat kepada Allah tanpa diiringi amal
yang memadai. Karena itulah Allah Ta’âlâ murka dan tidak memberikan berkah pada
bumi. Sehingga alam porak poranda dan keadaan makhluk pun terpuruk.
Demikianlah zaman yang penuh kelalaian, di dalamnya para pelaku
maksiat bermaksiat secara terang-terangan, zaman yang serba sulit, zaman yang
pengaruhnya sangat mengkhawatirkan. Keadaan ini menunjukkan bahwa Allah Ta’âlâ
telah berpaling dari makhluk-Nya. Sebab, jika Allah meridhoi hamba-Nya, maka Ia
akan memandang mereka dengan penuh kasih, alam pun bercahaya, jiwa senang, hati
hidup, kebahagiaan tampak, keadaan manusia menjadi baik, berkah melimpah ruah
dan kebaikan semakin meningkat.
Dikatakan dalam sebuah syair:
Demi hidupku, jika hati ini bahagia saat berdekatan denganmu,
ia pasti menderita ketika jauh darimu
kau pergi atau tinggal,
cintaku padamu tetap membara,
tempatmu di hatiku selalu terjaga
betapa sepi dunia tanpa dirimu
dan alangkah indahnya dunia bila bersamamu
Para ulama berkata, "Jika Allah Ta’âlâ berpaling dari makhluk, Ia
jadikan alam ini gelap gulita, maka lenyaplah kesenangannya, padamlah
cahayanya, hancurlah hati manusia, menjadi buruk keadaan mereka, tersebar
merata kesedihan, menjadi sedikit kebaikan, lenyaplah amanah, hilanglah rasa cinta,
membumbung tinggi harga-harga, orang jahat berkuasa, berkuranglah keuntungan
para pedagang, orang berakal menjadi bingung menyaksikan peristiwa- peristiwa
yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan bumi rusak dan tak ramah kepada
penghuninya."
Bencana ini terjadi karena dosa-dosa manusia; karena mereka melanggar
larangan-Nya dan mengabaikan perintah-Nya. Sebab Allah dapat menyegerakan atau
menunda siksa. Siksa yang disegerakan adalah seperti yang telah kusebutkan:
kerusakan alam dan lain-lain. Adapun siksa yang ditunda adalah siksa yang
dijanjikan di akhirat.
Oleh karena itu, orang yang cerdas seharusnya bangkit dari tidurnya
dan mencurahkan semua tenaga untuk beribadah kepada Tuhannya. Sehingga, ketika
manusia ditimpa siksa dan bencana, maka Allah dengan rahmat-Nya akan
menyelamatkan mereka yang sungguh-sungguh berkhidmat kepada-Nya.
Sebab, bencana yang diturunkan akan menimpa semua manusia: yang taat
apalagi yang durhaka. Hanya saja bencana yang menimpa orang yang baik, sedikit
dan sangat ringan. Meskipun bencana dan musibah duniawi menyakitkan dan
membahayakan, namun demi mencari pahala, maka kaum sholihin bersabar atas
pahitnya qodho dan pedihnya bala`, mereka berkata:
baik atau pun buruk perlakuannya
aku pasti ridho kepadanya
dan hatiku pun rela dengan ketentuannya
Lain halnya dengan orang yang lalai dan suka bermaksiat, mereka akan
mendapat bencana dan malapetaka yang dahsyat. Demikian buruknya perbuatan
mereka, sehingga bencana itu juga menimpa orang-orang yang baik di antara
mereka. Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang mulia, "Dan peliharalah
dirimu daripada siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim di antaramu
saja." (QS Al-Anfal, 8:25)
Juga disebutkan bahwa Allah SWT berfirman dalam salah satu kitab yang
Ia turunkan, "Karena dosa seorang munafik, sebuah kota terbakar. Lantaran
dosa seorang munafik, dunia terbakar."
Perbuatan yang paling sering menyebabkan manusia tertimpa berbagai
bencana adalah amalan yang muncul dari hati yang penuh kedengkian dan riya,
terutama jika amalan itu dikerjakan oleh seorang ahli zuhud atau ahli ilmu.
Sebab, Allah SWT telah berfirman kepada bani Israil, "Kalian
menuntut ilmu untuk selain Allah. Kalian belajar bukan untuk diamalkan. Kalian
bersihkan minuman kalian dari kotoran, tapi makanan haram sebesar gunung kalian
telan. Kalian memakai pakaian dari bulu domba, tapi menyembunyikan nafsu
serigala. Karena itu demi Keagungan-Ku, Aku bersumpah akan menimpakan kepada
kalian fitnah yang dapat menyesatkan pemikiran para ahli pikir dan
hikmah."
Untungnya, setiap terjadi bencana Allah Ta’âlâ selalu menyayangi dan
melindungi hamba-hamba-Nya:
Demikianlah menjadi kewajiban Kami untuk menyelamatkan orang-orang
yang beriman.
(QS Yunus, 10:103)
Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman. (QS Al-Haj,
22:38)
Diriwayatkan bahwa seorang utusan Allah Azza wa Jalla menemui seorang
lelaki saleh Bani Israil yang ditimpa berbagai bencana, "Jangan takut,
sesungguhnya Allah bersamamu, Allah berfirman untukmu, ‘Sesungguhnya seorang
kekasih tidak akan menelantarkan kecintaannya. Orang yang bertawakal kepada-Ku
tidak akan hina. Dan orang yang meminta kekuatan dari-Ku, tidak akan
lemah."

Posting Komentar