Berbaik Sangka
Duhai... alangkah indahnya husnudzon (prasangka baik). Dengan
prasangka baik kita bisa menangkap asrôr (rahasia-rahasia) makhluk tanpa mereka
sadari. Namun kini ikatan (rowâbith) telah lepas, dan kita hanya memandang
basyariah (sisi lahiriah) saja. Jika seseorang melihat orang lain melakukan
maksiat, ia lalu berprasangka buruk kepadanya. Serahkanlah urusan makhluk kepada
Kholiq (Allah), jika mau Dia akan menyiksanya; jika mau Dia akan mengampuninya."Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain syirik,
bagi siapa pun yang Dia kehendaki."(QS An-Nisa, 4:48)
Bisa jadi dia termasuk orang yang diampuni Allah sesuai kehendak-Nya.
Syeikh Ibn Arabi berkata, "Andaikata aku melihat seseorang bermaksiat
kepada Allah, kemudian dia menghilang sejenak dari pandanganku, aku akan
meyakini bahwa ia seorang wali Allah. Sebab, mungkin ia telah bertobat, dan
Allah kemudian menerima tobatnya dan memilihnya."
Tidak ada seorang pun dapat mencegah Allah membuka pintu pengampunan.
Allah selalu membuka pintu pengampunan lebar-lebar untuk manusia. Seseorang
boleh jadi kafir, tapi sesaat kemudian telah jadi wali. Berprasangka baiklah
kepada manusia. Jika kau ingin meneliti, maka telitilah dirimu sendiri.
Curigailah dirimu sendiri, meskipun ia sedang berbuat ketaatan.
Waspadailah tipu muslihat
yang ditimbulkan rasa lapar dan kenyang
Boleh jadi perut yang lapar
lebih buruk dari yang kenyang.
Pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.
Ya Allah, tunjukkanlah aku kepada sebaik-baik akhlak, karena
sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkkan kepada sebaik-baik akhlak selain
Engkau. Dan singkirkan dariku akhlak yang tercela, karena sesungguhnya tidak ada
yang dapat menyingkirkannya dariku selain Engkau.
Dikatakan bahwa tasawuf adalah akhlak. Barang siapa mengunggulimu
dalam akhlak, maka ia telah mengunggulimu dalam tasawuf. Ibrahim bin Adham
berkata, "Aku tidak pernah merasakan kebahagiaan sepanjang hidupku seperti
dalam dua kejadian ini:
Pertama, sewaktu aku menumpang perahu dan seluruh penumpang
menjadikanku sebagai bahan olok-olok mereka.
Dalam pandangan mereka aku sangat hina. Aku lalu mengucapkan Alhamdulillâh. Kedua,
ketika aku sedang berbaring, tiba-tiba datang seekor anjing
mengencingiku."
Kita diterpa kemerosotan akhlak, dan penyebabnya adalah nafs yang
sangat kuat. Semoga Allah mensucikan nafs kita. Sungguh beruntung orang yang
mensucikan (jiwa)-nya dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.(QS Asy-Samsy,
91:9-10)
Para ulama tidak menuliskan contoh-contoh akhlak mulia, kecuali untuk
diamalkan. Perangilah nafs-mu sekuat tenaga agar dapat berperilaku dengan
akhlak As-Sayidul Ma’shûm (Nabi saw). Kita butuh obat, karena penyakit telah
terlalu banyak.
Wahai Penyembuh, sembuhkanlah. Wahai Yang memperbaiki, perbaikilah.
(Majelis Ta’lim Jalsatul Musthofa)
Posting Komentar